Nisan Bersalju
Cerpen By:Eka S.P.
Aku menatap ke luar jendela memperhatikan butiran-butiran salju yang turun perlahan.Udara dingin semakin terasa menusuk tulangku.Aku merapatkan mantel yang kukenakan.Musim dingin di Jepang sudah mulai tiba.
Tiba-tiba aku teringat pada Sinichi.Dia adalah orang Jepang pertama yang kukenal.Aku mengenalnya di sebuah Toshokan.Saat itu dia sedang duduk termenung di sudut denagn wajah sayu.Aku menyapanya dan entah mengapa kami merasa cocok dalam setiap pembicaraan.Sejak saat itu kami sering bertemu apalagi ternyata dia satu kampus denganku.
Sinichi adalah seorang pemuda aneh menurutku.Sifatnya sangat jauh berbeda dengan orang Jepang pada umumnya.Jika selama ini aku berpikir bahwa orang-orang Jepang tidak mengenal putus asa dan tidak takut mati, sinichi berbeda sekali.Dia sangat ketakutan menanti kematiannay datang.Setiap hari perasaannya tercekam.Penyakit kanker di otaknya selalu menjadi sumber kegelisahan dan ketakutan yang ada dalam dirinya.
Aku masih ingat waktu itu, saat musim semi di Jepang mulai tiba.Ketika itu aku dan sinichi jalan-jalan di taman kota.Kulihat wajahnya sayu sekali.
‘Do site?’tanyaku padanya.
Ia tersenyum, ‘Li yo nani mo nai’.
Aku menghelan nafas berat.Aku tahu dia sedang berbohong.
‘Bagaimana dengan operasimu bulan depan?’
‘Sinpai sinaide ne’sahutnya dengan wajah pucat.
Aku tahu jika wajahnya pucat, itu tandanya dia sedang sangat ketakutan.tiba-tiba saja aku merasa menyesal karena telah menanyakan perihal operasinya itu.
‘Sumimasen....’ucapku lirih.
‘Daijobu desu..’sahut Sinichi sambil mencoba tersenyum.
Aku merangkul lengannya kemudian kami berjalan lagi melihat-lihat bunga-bunga musim semi yang indah.
Menjelang tengah hari ia mengantarku pulang.
‘Domo arigato gozaimasu’ucapku sambil membungkukkan badanku.Sinichi membalasnya sambil membungkukkan badannya pula.
‘Lie, kochira koso’katanya kemudian ia berjalan meninggalkan rumah kostku.
‘Ki o sukete ne!’seruku.
* * * *
Aku tetap memandangi butiran-butiran salju yang ringan seperti kapas itu.Memandangi sesuatu yang tak dapat kunikmati di Indonesia.dan semakin aku terkagum-kagum dan terpesona pada salju-salju itu, aku semakin larut pada kenanganku bersama Sinichi.
‘Ohayo gozaimasu’sapanya ketika di suatu pagi kami bertemu di taman kampus kami.
Aku membungkukkan badanku membalas sapaannya.
‘Genki desu ka?’tanyaku membuka pembicaraan.
Dia tersenyum, ‘Seperti biasanya.’
‘Ketakutan?’tanyaku dan ia mengangguk.
‘Minggu depan aku akan dioperasi...Aku takut..takut sekali...’kata Sinichi sambil menatapku cemas.
‘Sinpai sinaide ne..’tukasku membesarkan hatinya.
‘Tidak bisa...’
‘Do site?’tanyaku
‘Aku takut mati....’
‘Tapi semua makhluk hidup pasti akan mati..Lagipula belum tentu kamu akan mati dalam operasi itu..Yang menentukan mati dan hidup adalah Tuhan....’tuturku.
Ia menatapku dengan pandangan cemas
‘Zannen desu ne...Aku tidak setegar kamu.’ucapnya dengan nada kecewa.
‘Kamu harus bisa..!’ucapku tegas.
* * * *
Udara semakin dingin.Aku berjalan menuju perapian agar lebih hangat.Di luar salju mulai menumpuk menutupi jalan-jalan beraspal.Beberapa orang bermantel tebal tampak melintas di jalan yang bersalju itu.
Aku berjalan menuju kamarku.Dari jendela kamarku aku melihat ke luar, ke arah bukit.Di atas bukit kuliaht sebuah kuil yang muali tertutup salju.Aku kembali teringat pada Sinichi.Dulu ia serimg berdoa di sana.Aku yang seallu mengantarnya ke sana.Agama kami memang berbeda.Aku seorang muslim.Namun, aku merasa senang mengantarkan umat beragama lain beribadah.Lagipula aku hanya mengantarnya.Yang penting aku tidak ikut serta dalam ritual ibadahnya.Aku sangat menjunjung tinggi toleransi umat beragama.
Biasanya setelah kembali dari berdoa Sinichi terlihat lebih tenang tetapi beberapa saat setelah itu ia akan merasa takut dan cemas kembali.Ketakutan yang semakin membuatnya tersiksa.Aku tahu itu.
Aku menepis lamunanku kemudian berjalan ke luar dari kamar.Kukenakan penutup kepala dan sarung tangan kemudian aku berjalan ke luar dari rumahku.Udara dingin menyambutku ketika kuinjakkan sepatuku di jalan raya bersalju itu.Aku mulai melangkah dengan cepat.Beberapa orang yang melintas menyapaku dengan ramah.kubalas sapaan mereka dengan ramah pula.
Aku mempercepat langkahku berbelok ke kanan jalan menuju ke sebuah pemakaman umum.Aku berhenti sejenak di depan pintu masuk pemakaman itu kemudian dengan langkah pelan aku berjalan melintasi nisan-nisan yang mulai tertutup salju.Aku berhenti di depan sebuah nisan.Nisan Sinichi.
Aku mengusap nisan yang bersalju itu pelan.
‘Konichiwa...’ucapku sambil membungkukkan badanku pada nisan itu.
‘Genki desu ka?Aku harap kamu tidak takut lagi di alam sana..Aku yakin sebenarnya kamu adalah orang yang berani karena selama ini kamu telah melewati harimu sendiri saat ini.Gomen nasai.......bila selama ini aku selalu membuatmu merasa tambah takut dan cemas.’
Aku terdiam sebentar lalu,’Besok aku akan menghadiri Setsugyo Shiki..Akhirnya aku lulus dengan nilai yang lumayan memuaskan.Banyak Sensei yang memujiku...Zannen desu ne kamu tidak bisa ikut....Tapi..di hatiku...kamu akan selalu ada karena kamu adalah sahabat terbaikku...’ucapku lirih.
Tiba-tiba aku teringat saat-saat terakhirku bersama Sinichi.Saat dia hampir menghembuskan nafas terakhirnya.Dia tersenyum padaku waalu kesannya dia sangat menderita.Dia meninggal di hadapanku.Dia meninggal sesaat setelah operasinya selesai.Dia meninggal di daalm sebuah kamar rumah sakit yang sunyi senyap.
Tak terasa airmataku mulai menetes.Kemudian aku mengangkat kedua tangan ku dan berdoa untuk Sinichi.
‘Zannen desu ne..aku harus pergi sekarang.Konichiwa...’ucapku setelah berdoa.
Aku muali berjaaln meninggalkan nisan Sinichi.Salju terus turun dari langit.Aku merapatkan mantel yang kukenakan.
Aku berjalan semakin cepat.Meninggalkan pemakaman yang sunyi itu.Meninggalkan Sinichi.
* * * *
Keterangan:
-Toshokan :perpustakaan
-Do site :kenapa
-Liyo nani mo nai :tidak ada apa-apa
-Sinpai sinaide ne :tak usah khawatir
-Sumimasen :maaf
-Doijobu desu :tidak apa-apa
-Domo, arigati gozaimasu :terimakasih banyak
-Lie, kochira koso :sama-sama
-Ki o sukete ne :hati-hati
-Ohayo gozaimasu :selamat pagi
-Genki desu ka :apa kabar
-Zannen desu ne :sayang sekali
-Gomen nasai :maafkan saya
-Setsugyo shiki :upacara wisuda
1 komentar:
ini adalah cerpen yang paling aku sukai dari semua cerpen yang pernah aku tulis dalam perjalanan hidupku
Posting Komentar